Pendeta dari gereja Baptis yang dulunya hidup dan bersejarah, kini berjuang untuk bertahan hidup, adalah satu-satunya yang bertahan di lingkungan Philadelphia yang membusuk yang diperuntukkan untuk gentrifikasi. Namun pada akhirnya, tekad baja pendeta untuk melestarikan warisan penginjilan keluarganya di masyarakat dan jemaat yang semakin menyusut hancur di bawah tekanan tanpa henti dari istrinya yang mencari status dan para pemimpin gereja yang tamak—dibujuk oleh suap tunai dan janji dari pengembang yang tidak bermoral untuk mendirikan “pelayanan besar” yang mencolok di tempat lain. Segera, roh para anggota jemaat pendiri—yang tergerak dari kegelisahan kuburan mereka oleh pelanggaran tanpa ampun dari generasi lain—mulai menunjukkan ketidaksenangan mereka. Saat para pendosa—yang tiba-tiba dan tidak dapat dijelaskan terikat dalam batas-batas tempat kudus—menjadi mangsa, mereka semua harus memeriksa kembali pilihan mereka dan tunduk pada kehendak perjanjian … hanya untuk mengungkapkan orang benar di antara mereka.