Cerita ini berkisar pada seorang Guddu berusia 13 tahun yang bekerja sebagai pembantu di sebuah warung teh. Ayahnya, seorang mantan musisi adalah seorang pecandu alkohol yang tidak punya uang, dan ibunya seorang penyanyi telah meninggalkan keluarganya. Oleh karena itu, ia harus mengambil tanggung jawab atas keluarganya di usia yang masih muda. Musik adalah hasratnya, ia suka mengamati, mendengarkan, dan menciptakan lagu-lagu baru. Pada kunjungan pengiriman chai hariannya, ia menonton latihan band pernikahan dengan penuh semangat, benar-benar kehilangan rasa waktu. Ia memiliki keinginan untuk bergabung dengan band tersebut suatu hari nanti. Bersama dengan Guddu, film ini juga menceritakan kisah anak-anak jalanan lainnya yang bekerja di dekat warung teh Guddu. Suatu hari saat berkeliaran di kota, mereka menemukan sebuah karnaval di mana mereka melihat sebuah orkestra tampil untuk mendapatkan uang yang mengilhami mereka untuk membentuk band mereka sendiri. Atkan Chatkan menunjukkan impian jutaan anak muda yang tidak memiliki sarana tetapi hanya memiliki hasrat yang membara yang membutuhkan pemeliharaan yang cermat untuk tumbuh dan berhasil dalam hidup.